Banyak yang menilai, bahwa, kehidupan itu bagaikan dua sisi mata uang, misterius, dan susah untuk ditebak. Tapi yang jelas, kehidupan bisa kita lihat dalam dua wujud yang berbeda, yaitu yang "tersirat" dan yang "tersurat". Namun kebanyakan dari kita, sering kali terjebak dalam persoalan yang tersurat saja, seperti mempersoalkan hal-hal yang tidak "prinsip" alias tidak mengandung subtansi yang jelas.
Bila kita mau memahami lebih dalam, maka ternyata apapun yang terjadi terhadap kita, sumbernya tidak lain adalah dari diri kita sendiri. Apakah itu menyangkut sikap dan prilaku baik, maupun sikap dan prilaku yang kurang baik.Itulah sebabnya, siapapun, menurut keyakinan yang aku anut, seyogianya menilai sesuatu itu dari sisi baiknya, atau yang dalam batasan religi sering disebut dengan "khusnuldzon", selalu berprasangka baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Karenanya tidak bijak rasanya klo sesuatu yang terjadi pada kita "selalu menyalahkan orang lain sebagai penyebabnya". Sebab, bisa saja apa yang dilakukan oleh orang lain yang kita nilai buruk terhadap kita, ternyata bermanfaat baik bagi orang kebanyakan. Bila ini yang terjadi, ... maka klo kita berpikir bijak, melakukan tindakan bersabar sama saja artinya dengan kita "mendahulukan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan pribadi kita".
Misal contoh, di rumah, aku mempunyai beberapa buah radio komunikasi berupa handy talky (HT). Ada yang aku taruh di dalam kamar tidur, dan ada pula yang aku taruh di luar kamar. Semuanya setiap hari dalam kondisi "on air". Tujuannya, adalah tidak lain untuk mendengarkan informasi setiap saat, terutama informasi terkait dengan masalah bencana agar dapat melakukan suatu tindakan dini bila ada kejadian yang tidak diinginkan.
Pada awalnya biasa saja, namun setelah beberapa lama, "mantan pacar" sering marah dan merasa terganggu akan keberadaan HT tersebut. Katanya, ia tidak bisa tidur nyenyak karena suaranya sangat mengganggu. Padahal volume suaranya sudah dalam batas ambang yang dirasa tidak mengganggu menurut ukuran aku. Namun karena dinilai "Tidak Baik", maka, akhirnya kuputuskan HT didalam kamar tidak kita fungsikan. Selang seminggu setelah tidak ada lagi HT didalam kamar, terjadilah kejadian tak terduga, kebakaran di sebuah gudang kayu yang terletak persis di belakang rumah. Orang-orang di rumahku-pun hestris dan kegaduhan meminta tolong kepada tetangga. Baru setelah kurang lebih 30 menit, datanglah Barisan Pemadam Kebakaran memberikan bantuan.
Dari peristiwa tersebut diatas, hikmah yang terkandung adalah andai saja HT itu masih ada, maka pertolongan akan lebih cepat datangnya, dan dengan lebih cepat pertolongan datang, maka kebakaran tidak akan meluas dengan cepat. Arti lainnya adalah klo kita mau menilai sesuatu itu pada sisi baiknya, maka sesungguhnya tidak ada "masalah", bahkan nilai positifnya justeru kita akan mendapatkan manfaat lain.
Memang harus diakui, tidak mudah untuk bertindak dan melakukan sikap seperti ini. Perlu latihan bertahun-tahun. Namun kunci sesunguhnya sangat ... sangat, dan sangatlah sederhana, yaitu, melakukan semuanya atas dasar "KEIKLASAN" dan "SELALU BERPIKIR POSITIF" terhadap sesuatu.
Semoga pengalaman ini bermanfaat bagi kita semua, ......
SSSEEEEPPPPP...setuju bangetz..berpikir positif membuat hidup lebih indah, bahagia dan tanpa beban...terbukti^_^
BalasHapusrancak banar, apalgi diganggui pas lagi sakit gigi behhhh rasa handak melempang tu pang
BalasHapusbujur banar ... kada salah ... kurang-kurang , beehh.. ? kwakkwak kak ..
BalasHapus