Home » » SBY UKIR SEJARAH, JK-WIN KEMBALI "DIKIBULI"

SBY UKIR SEJARAH, JK-WIN KEMBALI "DIKIBULI"

Written By Unknown on 09 Juli 2009 | 10.24

Klo saja aku adalah JK , maka jujur, aku akan hengkang dari Partai yang berlambang pohon beringin itu. Dan klo saja aku sebagai Wiranto, semestinya "sadar se sadar-sadarnya" dan belajar dari pengalaman "pahit" atas prilaku para elit politik ditubuh partai berwarna kuning itu pada Pilpres 2004 yang silam. Pada pilpres 2009 ini, prilaku itu kembali terulang, bahkan sebagai mantan pengurus dan anggota partai selama 14 tahun, aku sangat prihatin dengan perolehan suara kali ini yang tidak mencapai diatas 20 %. Pertanyaannya kenapa dan ada apakah dengan orang-orang di Golkar ? Mungkin sikap dan prilaku mereka yang masih tidak berubah.

Klo kita lihat latar belakang JK yang seorang pengusaha dengan kepolosannya, maka peristiwa pada pilpres kemaren bagi aku bukan hal yang aneh, karena aku telah banyak melihat kejadian-kejadian yang memilukan dalam sisi "moral" selama aku dulunya menjadi anggota dan pengurus partai ini dalam kurun waktu 14 tahun. Maka, untuk seorang JK yang belum mempunyai kematangan dalam berpolitik, tidak menjadi hal yang aneh bila JK akan menjadi sumber makanan empuk bagi sejumlah politisi yang haus akan kekuasaan. "Bagai Pagar Makan Tanaman", mungkin itulah pribahasa yang tepat untuk nasib JK.

Pada tahun 2004, JK sendiri adalah orang yang terbuang alias tidak dipakai oleh Golkar walaupun pada saat itu ia seorang menteri di Kabinetnya Megawati. Pada saat konvensi, JK tidak masuk dalam daftar nama yang ikut konvensi. Justeru saat itu yang ikut hanya beberapa orang saja seperti Akbar Tanjung ( Ketua Umum saat itu ), Prabowo Subianto, Surya Paloh, Hamengkobowono IX, dan Wiranto sendiri, dimana Wiranto yang akhirnya memenangkan konvensi Capres dan memilih adiknya Gusdur ( Gus Solah / Salahuddin Wahid ) sebagai cawapresnya.

Tidak dipakainya JK oleh Golkar pimpinan Akbar Tanjung, membuat JK menerima tawaran SBY untuk berduet maju sebagai Cawapresnya SBY pada Pilpres 2004. Dan majunya JK menuai banyak hujatan serta protes dari petinggi dan elit politik partai yang katanya menjalankan visi Paradigma Baru itu. Bahkan ada ancaman untuk memecat JK dari anggota dan pengurus partai kerena JK sudah dianggap melanggar ketentuan organisasi. Namun JK tak peduli terhadap ancaman tersebut dan terus melakukan konsulidari bersama SBY sampai pada akhirnya pada pilpres SBY dan JK terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama dalam sejarah Indonesia yang dipilih secara langsung oleh rakyatnya.

JK SIAP-SIAP DI GUSUR
Hadirnya JK sebagai cawapres SBY membuat petinggi partai Golkar "berpikir tujuh keliling" mencari alternatif bagaimana bisa mendulang suara sebanyak-banyaknya pada pilpres 2004. Sebab dengan kehadiran JK sebagai wapresnya SBY, maka jatah suara untuk wilayah Indonesia Timur dipastikan akan diraup oleh pasangan ini. Dan asumsi tersebut akhirnya menjadi kenyataan. SBY dan JK sebagai pemenang pada pilpres 2004, dimana sumbangsih suaranya banyak diberikan oleh rakyat yang berada pada wilayah Indonesia Tengah dan Timur. Sebagai ungkapan terima kasihnya, SBY lalu mengangkat 2 (dua) menteri yaitu Freddy Numberi ( wakil Indonesia Timur ) sebagai Menteri SDM Kelautan dan Perikanan sertaTaufik Effendi yang asli "urang banua" ( mewakili Indonesia Tengah ) sebagai Menpan.

Terpilihnya SBY dan JK sebagai wakil presiden, membuat orang-orang ditubuh Golkar, yang sebelumnya ikut melontarkan pernyataan "kebencian politik" kepada JK, perlahan-lahan merapat memberikan dukungan balik dan rame-rame menyalahkan Akbar Tanjung. Mungkin inilah kemunafikan politik yang sering terjadi dan dianggap hal yang biasa dalam politik kita. Mereka meng-istilah-kannya dengan sebutan "TIDAK ADA KAWAN DAN MUSUH ABADI DALAM POLITIK". Tapi klo aku memandangnya adalah sebuah tindakan yang tidak beradap, atau bisa kita katakan sebagai "Penjilat Politik" yang miskin moral. Akankah ini terus berlangsung ????

Atas berbagai alasan serta kekalahan Golkar pada pilpres 2004, Akbar Tanjung akhirnya tergusur sebagai ketua umum pada Munas Partai Golkar di Bali secara "menyakitkan", dan mengangkat JK sebagai penggantinya. Dan peristiwa yang sama kembali terulang di pilpres 2009 ini, tentunya "warning" buat JK untuk siap-siap pula di gusur seperti Akbar Tanjung. Apalagi sebelum pilpres, dimana pada saat terakhir pengajuan Capres dan Cawapres terjadi gejolak yang mengemuka, dimana beberapa politisi Golkar sudah membuat ancang-ancang alias melakukan gerakan untuk menggusur JK dengan berbagai versi seperti menyampaikan mosi tidak percaya, munaslub, dan sebagainya. Dan kekalahan ini, tentunya akan menjadi senjata dan amunisi yang tepat bagi mereka yang haus kekuasaan untuk mendiskriditkan JK sekaligus menurunkannya dari tahta Ketua Umum Golkar. Kita lihat saja nanti, waktunya tidak akan lama ...

Mudah-mudahan JK mau belajar terhadap pengalaman tersebut diatas, dan sebelum dijatuhkan secara menyakitkan, lebih baik JK mengundurkan diri dari Ketua Umum Golkar dan menjadi lah masyarakat biasa yang juga bisa berbuat banyak untuk orang di sekitarnya. Dan aku adalah orang yang pertama mendukung JK bila mau pulang kampung dan melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Lumayan klo di masyarakat, uang ratusan milliar tidak akan habis percuma bahkan akan bermanfaat, tapi klo di partai uang ratusan milliar bisa "habis" tak berbekas entah kemana.

"Ingatlah JK, sebaik-baiknya orang adalah mereka yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain", maka klo jadi pimpinan partai atau pengurus partai, atau menjadi apapun yang justeru menimbulkan kemudaratan bagi orang lain, maka lebih baik kita meninggalkannya.


Ingatlah pula wahai JK, orang baik di dunia ini jumlahnya sedikit. Dari 6 milliar lebih penduduk dunia, orang baiknya bisa dihitung dengan jari. Begitu pula dalam sebuah negara, apalagi dalam sebuah organisasi seperti partai politik. Orang yang berpihak kepada kebaikan jumlahnya pasti sedikit. Untuk itulah kita disuruh mengikuti kepada orang-orang yang tidak berpikir dengan cara-cara orang kebanyakan, karena orang kebanyakan selalu suka ikut-ikutan apa yang menjadi putusan orang kebanyakan. Tanpa memandang bermanfaat atau tidak.

Agar JK dan kita semua tidak tercebur dan dapat mengalahkan semua itu, sang "akhlaqul karimah SAW" pernah mengatakan :

"kuatkanlah persatuan diantara kamu, sesungguhnya 2 orang baik bila bersatu, maka mereka dapat mengalahkan 1000 orang bodoh yang terpecah belah, tapi sebaliknya 1000 orang baik yang terpecah belah, mereka dapat dikalahkan oleh 10 orang bodoh yang bersatu".

Semoga JK dan Wiranto, menjadikan ini sebuah pengalaman berharga untuk tindakan lebih cepat dan lebih baik dimasa-masa yang akan datang. Semoga ....



Share this article :

5 komentar:

  1. Hemm...menarik juga untuk ditunggu bagaimana sikam dari JK selanjutnya...

    BalasHapus
  2. tidak apa2lah,tunggu saja hasilnya....:D ,

    BalasHapus
  3. tulisan ini menginspirasi ulun tentang politik di Indonesia

    BalasHapus

pt. arminareka perdana jakarta



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. ARMINA KALSEL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger