Home » » SMS POLLING PILPRES TERNYATA "BOHONG"

SMS POLLING PILPRES TERNYATA "BOHONG"

Written By Unknown on 06 Juli 2009 | 14.37

Sejak awal aku termasuk orang yang tidak percaya dengan polling lewat SMS atau bentuk polling lainnya, diantaranya seperti yang dilakukan oleh beberapa stasiun TV bekerjasama dengan beberapa Lembaga Survei. Entah siapa yang berbuat miris itu, apakah stasiun tv-nya? Atau lembaga surveinya ? Atau Tim Suksesnya ? Tapi yang jelas, hasil polling yang ditampilkan tidak masuk logika berpikir aku. Coba saja lihat, pasangan Capres dan Cawapres No. 2 ( SBY-BUDIONO ) yang dalam waktu singkat sudah mendapat poliing sms sebanyak 70% dibandingkan dengan kedua calon yang lain.

Klo kita pikir dengan akal sehat, emangnya berapa persen sih.. mereka yang memiliki handphone di Indonesia ini ? Dari sekian banyak yang memiliki handphone tersebut, emangnya berapa persen sih yang mo mengirimkan sms untuk ikut melakukan polling ? Lha..., iya.., klo mau bohongin "rakyat" juga .., mestiya jangan langsung dipasang 70 %, pasang dulu lah mulai dengan angka yang kecil. Mungkin, saking percaya dirinya plus karena nafsu yang sudah tidak bisa dikendalikan, ya akhirnya polling sms tersebut menuai kontroversi.

Kontroversi ini akhirnya terjawab juga. Ialah seorang Presiden Direktur PT Arto Selaras Mandiri Indonesia, Fami Fachrudin, pengusaha content provider sms dengan nomor 3689, yang membuka tabir "kebohongan" polling lewat telpon selular tersebut. Ia mengaku baru membuka "skandal" ini setelah polling debat capres sesi terakhir selesai dilaksanakan di TV One dan Metro TV. Makanya, menurut dia, "ia merasa sedih dan geli alias lucu kalo melihat para pakar, politisi, dan juru bicara Tim Sukses berdebat soal polling dengan masing-masing mempertahankan pendapatnya". Padahal orang yang tahu persis persoalan tersebut, tersenyum-senyum saja, katanya.

Sebagai orang yang menggeluti bisnis provider, Fami mengatakan tahu betul tentang bagaimana tehnis mesin jaringan 3030 dan 6876 bekerja. Ia menambahkan, nomor tersebut adalah milik content provider yang bekerjasama dengan pihak televisi yang menggelar SMS biaya mahal alias SMS Premium. Klo sms reguler biaya-nya hanya Rp. 200/sms, sedangkan ke nomor 3030 dikenakan biaya Rp. 1000/sms dan 6876 dikenakan biaya Rp. 2000/sms.

Skandal ini sendiri, terjadi, berawal dari analisis TIM Sukses MEGAPRO yang mengeluh kesulitan mengirim SMS ke nomor 3030 (TV One) dan 6876 ( Metro TV ). Atas kesulitan tersebut, mereka menilai polling lewat sms tersebut pasti ada permainan. Selanjutnya, saya, kata Fahmi, dimintai bantuan untuk mendongkrak perolehan polling MEGAPRO. Dan saya menyanggupinya dengan minta disediakan pulsa senilai 10 Juta Rupiah. Hasilnya bisa anda lihat sendiri, katanya.

"Singkat kata, seusai debat cawapres 1, suara Prabowo di Metro TV mencapai 32, Boediono 45, dan Wiranto 20. Itu berkat 2 buah modem dan pulsa senilai Rp 10 juta," kata Fami.

Dia menduga pasangan SBY-Boediono memenangi polling SMS dengan membayar sebuah perusahaan content provider dan menyiapkan seluruhnya 50 modem.

Seorang praktisi teknologi informasi, dan disebut sebagai Bapak Blogger Indonesia, Enda Nasution mengatakan, praktik semacam ini lazim dilakukan. "Memang menggunakan modem dapat mengirim SMS lebih cepat," katanya.

Dia menduga, kubu Boediono merasa kecolongan karena raihan polling SMS di bawah 50 persen, pada debat Capres kedua, atau seri debat ke-3 dari serial debat itu, pengiriman memakai modem dipersulit. Dan dia menilai ada keteledoran dari pihak penyelenggara polling dengan mengirimkan pesan balasan, berbunyi, "Tolong jangan jadi spammers -Metro TV".

Dia menduga aliran SMS yang masuk ke mesin 6876 dipelototi penyelenggaran polling yang berkali-kali masuk dapat ketahuan. SMS itu adalah bukti bahwa aliran SMS yang masuk dikontrol penyelenggara. "Pikiran kotor saya berpendapat, mereka mau mengontrol agar suara SBY-Boediono tetap di atas 50 persen," kata Fami seperti disebarkan sahabatnya, Dwiki Setiyawan pada blog Kompasiana.

"Pada debat seri ke-4 atau debat Cawapres ke-2, saya sediakan 5 modem dan pulsa senilai Rp 20 juta. Hasilnya, suara Prabowo di TVOne merangsek hingga 36 persen, sedangkan Boediono 48 persen. Hanya di Metro TV yang saya dapati masih dipermainkan. Sejak pukul 18.00 hingga 21.00 WIB, seluruh SMS berisi "Cawapres 1? yang dikirim ke 6876 mental dan dapat jawaban "layanan tidak tersedia". Anehnya, jam 21.00 Metro TV tetap mengumumkan hasil pollingnya.

Saat itu, dia dapat mengirimkan 2 ribu SMS dalam satu jam. Dengan demikian, selama debat yang berlangsung dua jam, dibantu 5 modem, Fami dibantu kawan-kawannya mengirimkan 20 ribu SMS untuk mendongkrak posisi Mega-Prabowo.

Klo ini semua bisa terjadi, itulah Indonesia. Negara yang bisa melakukan apa saja, dan tidak ada yang tidak mungkin.


Sumber :


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

pt. arminareka perdana jakarta



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. ARMINA KALSEL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger